CERITA WARGA NGEBEL PONOROGO
“Saat angin kencang suhu mendadak dingin. dari dasahr telagac ggas belerang mendadak naik. efek belerang, ikan kehabisan oksigen dan mati. Ini yang terparah, saya kehilangan hampir 4 kuintal ikan” ujarnya Kamis (6/2/2025).
Peristiwa yang sama disampaikan oleh Hadi Santoso, pembudidaya ikan lainnya di desa ngebel ponorogo. Ia memperkirakan tingkat kematian ikan di keramba mencapai 40-60 persen.
Ribuan ikan nila di Telaga Ngebel, Kabupaten Ponorogo, mendadak mati. Diduga, kematian ikan ini disebabkan oleh fenomena alam berupa munculnya gas belerang dari dasar telaga. Kejadian ini membuat para petani keramba mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Berdasarkan cerita keterangan para pembudidaya ikan nila, kematian ikan mulai terjadi sejak Jumat pekan lalu. Dwi Prasetyo, salah satu pembudidaya, mengatakan bahwa fenomena ini dipicu oleh cuaca ekstrem.
“Ini bukan pertama kali terjadi, biasanya setahun bisa dua kali. Tapi yang kali ini lebih parah. Kami mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan, Kesehatan Hewan, dan Perikanan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Ponorogo, Siti Barokah, menjelaskan bahwa fenomena ini sering terjadi mengingat Telaga Ngebel merupakan telaga alami yang mengandung material belerang di dasarnya.
“Saat cuaca ekstrem, material dari dasar telaga, termasuk belerang, bisa naik ke permukaan,” jelasnya.
Untuk sementara, para pembudidaya berupaya mengurangi dampak dengan memasang kincir air dan menghentikan pemberian pakan hingga kondisi membaik.
IBNU - #mss ct